CAST:
1. Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
2. Kim Taeyeon a.k.a Taeyeon
3. Ok Taecyeon a.k.a Taecyeon
4. Lee hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
5. IU a.k.a Kim Hye Jin
6. Choi Sooyoung a.k.a Sooyoung
PART 8
Author POV
“Apa kau sudah memberi tahu orang tuanya?” Tanya Taeyeon pada Eunhyuk setelah ia tahu cerita tentang bagaimana Eunhyuk mendapat restu dari ibu Hye Jin, setelah ia tahu bahwa Leeteuklah orang yang membantu hubungan Eunhyuk dengan Hye Jin. Saat Taeyeon akan kembali ke Rumah Sakit, ia melihat Hye Jin keluar dari Rumah Sakit dengan seorang wanita yang ternyata ia ketahui sebagai ibu Hye Jin. Kemudian, saat taeyeon bertemu Eunhyuk di kamar inap Leeteuk, Eunhyuk menceritakan semuanya.
“Aku belum memberi tahu orang tua Leeteuk Hyung,, aku tidak tahu bagaimana cara mengatakannya...” Jawab Eunhyuk jujur.
“Tapi, kita harus tetap mengatakannya.”
“Aku tahu...” Ucap Eunhyuk dan ia terdiam sebentar. “Kalau begitu, aku akan pergi ke rumah Hyung sekarang, aku akan berusaha mengatakannya pada orang tuanya.” Lanjutnya dan ia berdiri bersiap meninggalkan Taeyeon.
“Tunggu...” Ucap Taeyeon menghentikan Eunhyuk yang hendak beranjak pergi.
“Ada apa?” Tanya Eunhyuk.
“Aku ikut denganmu...”
“tapi, kenapa? siapa yang akan menjaga Leeteuk Hyung disini?”
“Aku... ada beberapa kalimat yang ingin kusampaikan pada orang tuanya...”
“Ada apa? Kenapa kalian begitu serius? Apa sesuatu terjadi pada Leeteuk?” Tanya Ny. Park saat ia menunggu karena tak dari satu orang pun entah itu Eunhyuk atau Taeyeon memulai perbincangan. Mereka berdua menunduk lama, dan akhirnya Taeyeon mengangkat kepalanya berusaha bicara sehalus mungkin agar ibu Leeteuk tidak panik.
“Ny. Park, anak anda, Leeteuk, sekarang berada di Rumah Sakit... Dia, mengalami kecelakaan dan sempat masuk ruang ICU karena kehilangan banyak darah...” Jelas Taeyeon sangat lambat agar Ny. Park bisa mendengar detil semua kalimatnya.
“A.. Apa?” Ucap Ny. Park terkejut. “Lalu, bagaimana keadaanya sekarang?”
“Dia berhasil melewati masa kritisnya, namun, sampai pagi ini, dia masih tidak sadarkan diri...”
“Bawa aku ke Rumah Sakit...!”
“Ny. Park...” Ucap Taeyeon cepat. Ny. Park memperhatikan dan menunggu kalimat Taeyeon selanjutnya. “Saya, ingin mengatakan sesuatu pada anda... Saya, mencintai anak anda. Saya benar-benar mencintainya. Setidaknya, saya harus meminta ijinmu sebelum akhirnya, aku menyatakan perasaanku padanya...”
“Apa,, kau Taeyeon?” Tanya Ny. Park, Taeyeon terperangah begitu juga Eunhyuk.
“I..iya.. Tapi, bagaimana anda tahu?”
“Leeteuk, banyak bercerita tentangmu... Dia bilang, kau orang yang ceria, sangat percaya diri, hangat dan cantik. Dia hampir setiap hari menceritakanmu... Setiap pulang kerja, setiap selesai bertemu denganmu, dia selalu menyebut namamu...”
“Benarkah?” Tanya Taeyeon tidak percaya. Fakta Leeteuk selalu menyebut namanya membuatnya sedikit bahagia. Apa ini pertanda cintanya tidak bertepuk sebelah tangan?
“Iya... Dia selalu saja menyebutkan namamu... Hampir setiap saat...”
“Tapi, dimana Tn. Park?” Tanya Eunhyuk.
“Dia sedang berada di Jepang sekarang. aku akan menghubunginya dan menyuruhnya untuk segera kembali. Sekarang, antar aku ke Rumah Sakit, aku ingin bertemu dengan anakku.”
Mereka bertiga berjalan ke arah ruangan Leeteuk. Eunhyuk begitu juga Taeyeon mengerutkan dahinya saat melihat Hye Jin sendirian berdiri di depan kamar Leeteuk.
“Ada apa?” Tanya Eunhyuk dan Taeyeon hampir bersamaan. Hye Jin melihat kearah Ny. Park dan membungkuk serta mengucapkan salam dengan tersenyum.
“Ada apa dengan Hp mu? Kenapa kau mematikannya? Aku mencoba menghubungimu.. Tetapi, Hp mu tidak aktif.” Ucap Hye Jin kepada Eunhyuk.
“Maaf, baterai Hp ku habis. Ada apa? Apa terjadi sesuatu dengan Hyung?” Tanya Eunhyuk.
“Dia sadar... Oppa sadar! Sekarang dokter sedang memeriksanya...” Jawaban Hye Jin berhasil membuat semua orang disana tersenyum lega, bahkan, Taeyeon dan Ny. Park hingga menangis. Taeyeon spontan memeluk Hye Jin dalam tangisannya. Tidak berapa lama, dokter keluar.
“Bisa saya bicara dengan keluarga dari pasien?” Tanya dokter itu.
“Saya ibunya..” Jawab Ny. Park, kemudian, mereka berdua berjalan menuju ruangan dokter. Sedangkan yang lain masuk kedalam kamar Leeteuk. Sebelum Taeyeon masuk untuk melihat Leeteuk, dia sempat melihat ke arah Ny. Park dan dokter yang beranjak pergi dengan pandangan cemas. Taeyeon masuk ke kamar. Dia melihat Leeteuk sedikit duduk bersandar di atas kasur dengan Eunhyuk dan Hye Jin berdiri disampingnya. Leeteuk tersenyum kearah dua temannya. Taeyeon sebisa mungkin menahan tangisnya, ia tidak mau Leeteuk melihatnya menangis. Dia mengambil nafas kemudian menghembuskannya berat.
“Apa kau akan berdiri saja disana?” Tanya Leeteuk tiba-tiba mengangetkan Taeyeon yang masih berdiri di belakang pintu. Taeyeon tersenyum tanpa menjawab pertanyaan Leeteuk kemudian berjalan medekat ke arah mereka. sedangkan Hye Jin berjalan dan berdiri di samping Eunhyuk. Saat Taeyeon berada tepat disamping Leeteuk, Eunhyuk dan Hye Jin memutuskan untuk keluar ruangan dan memberikan kesempatan Taeyeon bicara berdua dengan Leeteuk.
“Hei, lama tidak bertemu..” Sapa Leeteuk dengan senyumnya yang lebar. Taeyeon memukul kepala Leeteuk pelan dan spontan Leeteuk memegang kepalanya.
“Hei,, Apa yang kau lakukan? Kenapa memukul pasien?” Ucap Leeteuk masih dengan tangan berada dikepala memegang bekas pukulan Taeyeon yang tidak sakit. Lagi-lagi tanpa bicara, Taeyeon langsung saja memeluk Leeteuk, memeluknya sangat erat seakan takut jika Leeteuk akan pergi. Leeteuk membalas pelukan Taeyeon dengan membelai rambutnya.
“Maaf...” Ucap Leeteuk lagi. “Maaf sudah membuatmu cemas...”
“Kau pikir, aku menunggumu sadar hanya untuk mendengar kata maaf?” Balas Taeyeon dan ia melepas pelukannya. “Aku mencintaimu... Aku sangat mencintaimu... dan aku tahu kau pun memiliki rasa yang sama terhadapku. Aku... aku benar-benar merindukanmu... Kumohon, jangan lagi ada kejadian seperti ini lagi... Aku benar-benar takut kehilanganmu... Jangan tinggalkan aku lagi...”
“Kenapa kau tidak menangis?” Tanya Leeteuk.
“Apa maksudmu?”
“Seharusnya kau menangis saat mengatakannya padaku...” Jawab Leeteuk dengan senyum jahilnya.
“Kau ini...! Aku sedang tidak ingin bercanda...!” Ucap Taeyeon dan Leeteuk masih dengan senyumnya, namun kemudian Leeteuk memegang tangan Taeyeon dengan lembut.
“Jangan ditahan..” Ujar Leeteuk. “Kalau kau ingin menangis, menangislah... Jangan kau pendam sendirian.” Taeyeon terduduk di samping Leeteuk kemudian menangis keras, ia mengeluarkan semuanya, kecemasan, kerinduan, kekhawatiran, semuanya ia tumpahkan dalam tangisannya. Leeteuk masih memegang tangan Taeyeon erat untuk menguatkannya. Lama, Taeyeon akhirnya berhenti menangis. Ia kemudian menghapus kasar air matanya.
“Tetaplah berada di sampingku...” Ucap Taeyeon masih dengan sesenggukannya. Leeteuk tersenyum ramah dan ikut menghapus air mata yang tersisa di wajah Taeyeon kemudian menjawabnya dengan satu kalimat.
“Aku akan selalu mencintaimu...”
Taeyeon berdiri di depan pintu, menunggu Ny. Park keluar dari kamar Leeteuk dimana ia dirawat. Dia memberikan waktu pada Ny. Park untuk bertemu dengan putranya. Lama, Ny. Park akhirnya keluar dan Taeyeon menghampirinya.
“Ny. Park...” Panggil Taeyeon dan Ny. Park berhenti kemudian berbalik memandang Taeyeon.
“Taeyeon,, kau belum pulang? Ada apa?” Tanya Ny. Park.
“Bisa saya bicara dengan anda?”
Taeyeon duduk didepan Ny. Park di sebuah restauran yang terletak tak jauh dari Rumah Sakit. Mereka sama-sama memesan kopi hangat namun tak seorang pun dari mereka yang meminumnya.
“Apa yang ingin kau bicarakan kepadaku?” Tanya Ny. Park.
“Ini... Tentang Leeteuk... Sebenarnya, apa yang dikatakan dokter?”
“Sudah kuduga kau akan menanyakannya... Kau memang persis seperti apa yang dikatakan Leeteuk, sangat peka...” Ucap Ny. Park dan Taeyeon tersenyum sebentar mendengar pujian untuknya namun dia masih diam menunggu jawaban dari Ny. Park.
“Dokter bilang, keadaan Leeteuk berangsur membaik... Dia hanya membutuhkan sekitar dua hari lagi berada di Rumah Sakit... kau tenang saja...” Jawab Ny. Park dengan senyum ramahnya, sama persis dengan senyum yang dimiliki Leeteuk. Taeyeon secara spontan menyandarkan punggungnya dan menghembuskan nafasnya lega.
“Syukurlah... Kukira terjadi sesuatu dengannya karena dokter secara pribadi memanggil anda keruangannya..” Ucap Taeyeon.
“Kau benar-benar menyukainya...” Ujar Ny. Park kemudian mulai meminum kopinya. “Kurasa, aku bisa menerimamu sebagai menantuku..”
“Apa?”
“Kenapa? kau tidak suka jika aku merestui hubungan kalian?” kalimat Ny. Park membuat taeyeon terkejut. Ia hanya tersenyum canggung menanggapinya. Ny. Park kemudian membalas senyumnya dan menawarkan Taeyeon tumpangan pulang, namun Taeyeon menolaknya, hingga akhirnya Ny. Park memutuskan untuk pulang lebih awal kemudian keluar dari restauran.
Taeyeon POV
Menantu? Ny. park bilang dia akan menerimaku sebagai menantunya? Aku terdiam dan masih tidak menyentuh kopiku sama sekali. Aku tersenyum pahit, menertawakan diriku sendiri. Apa aku bisa menjadi menantunya? Aku bahkan tidak berani memimpikannya. Aku benar-benar tidak berani memimpikannya. Kurasa, cukup mengetahui Leeteuk juga mencintaiku itu saja sudah membuatku sangat begitu gembira. Aku tidak bisa bermimpi jauh lebih dari itu. Aku tidak bisa memperkirakan sampai kapan aku bisa bertahan dengan penyakitku. Aku bahkan berpikir untuk menikah saja tidak berani, apa lagi menjadi seorang menantu. Tiba-tiba kurasakan ada seseorang menyentuh pundakku dan aku spontan menoleh.
“Taecyeon?” Ucapku kemudian Taecyeon duduk di depanku. “Apa yang kau lakukan disini?”
“Mengikutimu...” Jawabnya singkat. Aku hanya tersenyum hambar.
“Aku serius... Kau darimana?” Tanyaku.
“Rumah Sakit.. Aku menjenguk Leeteuk...”
“Apa? Tapi, bagaimana bisa? Kau kan tidak mengenalnya...”
“Siapa bilang? Aku mengenalnya...”
“Darimana kau bisa mengenalnya? Kau kan hanya sekali bertemu dengannya... Ah, tidak. Kau dua kali bertemu dengannya. Saat di Han River dan saat di apartemen Hye Jin...” Ucapku dan karena menyebut nama Hye Jin, aku baru menyadari kalau cinta pertama Taecyeon itu sudah memiliki kekasih. Belum sempat Taecyeon menjawab, aku langsung mulai untuk bicara lagi.
“Taecyeon, aku ikut bersedih...” Ucapku lagi dan Taecyeon mengerutkan dahinya.
“Soal apa?” Tanya Taecyeon.
“Hye Jin, dia ternyata sudah memiliki kekasih...” Ucapku pelan takut jika Taecyeon akan merasakan sakit, namun yang kulihat justru Taecyeon memberikan senyumnya yang membuatku menjadi tak mengerti.
“Aku tahu...” Jawab Taecyeon santai.
“Kau... tahu?”
“Tentu saja. Aku sudah tahu itu... Dan aku merasa baik-baik saja. Kau tenanglah..”
Author POV
“Apa yang terjadi?” Tanya Taeyeon pada dirinya sendiri. Ia panik saat tiba-tiba saja Leeteuk kehilangan kesadarannya lagi ketika esoknya dia datang untuk mengunjunginya di Rumah Sakit. Dengan cepat dia berteriak memanggil dokter. Saat Leeteuk harus diperiksa membuat dia menunggu di luar, dia mencoba menghubungi Ny. Park, Taecyeon dan Eunhyuk kemudian dia duduk dengan tubuh yang bergetar hebat, dia merasa ketakutan yang amat sangat bahkan lebih dari saat mendengar kabar Leeteuk mengalami kecelakaan. Dia memegangi tubuhnya sendiri merapatkan kedua kakinya dan berusaha menenangkan dirinya sendiri walaupun itu merupakan hal yang sia-sia, dia tetap saja merasa ketakutan. Tidak lama, satu persatu dari ketiga orang yang dihubungi Taeyeon pun datang begitu juga dengan Hye Jin dan Tn Park, mereka datang dengan tergesa dan langsung menghampiri Taeyeon.
“Apa yang terjadi?”
Saat itu hujan turun sangat deras. Seolah benar-benar mengiringi tangisan sekelompok orang yang sedang berdiri dan sebagian orang terduduk di sebuah ruangan lengkap dengan menggunakan baju berwarna hitam. Hye Jin berusaha sekuat tenaga agar bisa menahan tangisnya walaupun yang ia lakukan hanyalah suatu hal yang sia-sia. Eunhyuk di sampingnya memegangi Hye Jin serta memandang ke arah satu foto yang sengaja diletakkan di tengah ruangan dengan pandangan tak percaya dan sesekali ia mengeluarkan air mata. Wanita separuh baya menangis tak henti dengan terduduk di depan foto tersebut dengan suami di sampingnya berusaha menenangkannya. Taeyeon berdiri di depan foto tersebut namun dengan jarak yang cukup jauh. Dia tidak menangis namun matanya kosong, benar-benar kosong menatap foto seorang lelaki yang tersenyum lepas yang ada di depannya. Taecyeon berada tak jauh di belakang Taeyeon, ia benar-benar ikut berduka atas apa yang terjadi, Leeteuk, ia pergi untuk selamanya meninggalkan semua orang yang mencintainya.
Dua Hari Kemudian
“Ada apa? Kau menyuruhku datang kemari dengan membawa Eunhyuk, Hye Jin dan Ny. Park. Apa yang ingin kau bicarakan?” Tanya Taeyeon kepada Taecyeon.
“Aku, ingin mengatakan sesuatu... Ini mengenai Leeteuk..” Jawab Taecyeon. Semua orang diam. Bahkan Ny. Park pun tak berkata apa-apa, jelas terlihat wajah Ny. Park benar-benar pucat, selama 2 hari terakhir ini dia tidak bisa tidur dengan nyenyak. Mereka semua diam menunggu Taecyeon melanjutkan kata-katanya.
“Aku,, ah bukan,, dia menghubungiku saat sebelum dia mengalami kecelakaan itu. Dia, menanyakan beberapa hal tentang Taeyeon..” Lanjut Taecyeon dan secara spontan semua melihat ke arah Taeyeon tak mengerti, begitu juga dengan Taeyeon, dia pun bingung kenapa Leeteuk menanyakannya pada Taecyeon.
“A..Apa yang ditanyakannya?” Tanya Taeyeon.
Flashback
Leeteuk POV
Aku kembali ke Seoul setelah menemui Ny. Kim, ibu Hye Jin. Kuputuskan untuk kembali ke rumah, tubuhku benar-benar merasa sangat lelah. Seharian ini aku pergi ke beberapa tempat untuk menyelesaikan beberapa masalah. Namun, tiba-tiba saja aku teringat soal sikap aneh Taeyeon dan kemudian berpikir keras darimana aku akan mendapat informasi tentang apa yang sedang terjadi dengan Taeyeon hari ini. Aku duduk di Han River, berpikir sambil mengistirahatkan tubuhku sebentar. Angin malam yang berhembus sekarang sedikit terasa dingin ditubuhku, berbeda dengan saat aku bertemu Taeyeon tadi siang. Ah, benar juga... Laki-laki itu yang aku lihat dia sedang menemui Taeyeon sebentar saat aku datang kesini siang tadi, sepertinya dia memiliki hubungan dekat dengan Taeyeon. Tapi, bagaimana caranya aku menghubunginya? ah, ini tidak berjalan semulus yang aku bayangkan... Eh, tunggu dulu... bukankah laki-laki itu adalah orang yang sama dengan orang yang datang ke apartemen Hye Jin tadi pagi? Itu artinya, laki-laki itu juga teman dari Hye Jin... Baiklah, kalau begini, aku bisa dengan mudah menghubunginya. kuambil Hp ku dan mulai menghubungi Hye Jin.
“Halo? Ada apa oppa?” Tanya hye Jin diseberang saat mengangkat telepon dariku.
“Aku butuh bantuanmu...” Jawabku.
“bantuan apa?”
“Laki-laki yang tadi pagi datang ke apartemen dimana kau tinggal, apa kau memiliki nomor yang bisa kuhubungi?”
“Ah, maksud oppa, Taecyeon? Memang ada apa? Apa terjadi sesuatu?”
“Bukan sesuatu yang serius... Bisakah kau memberikannya padaku?”
“Tentu. Akan kukirimkan lewat pesan...”
“Baiklah... Terimakasih Hye Jin.” Kututup teleponku dan tak lama aku mendapatkan nomor pemuda itu. Dan langsung saja aku menghubunginya tanpa berpikir lama.
“Halo?” Sapanya.
“Halo... Apa ini benar Taecyeon?” Tanyaku formalitas.
“Iya. Ini siapa?”
“Bisa aku bicara denganmu?”
“Kau siapa?”
“Aku teman Taeyeon. Kita sempat bertemu di Han River tadi siang, tapi tidak lama...”
“Leeteuk?”
“Tunggu dulu, bagaimana kau bisa tahu namaku?” Tanyaku bingung.
“Tentu saja dari Taeyeon... Kau ada pelu apa bertemu denganku?”
“Bisakah kau datang ke Han River sekarang? ada yang ingin kubicarakan.. Ini tentang Taeyeon..”
“Ada apa?” Tanya Taecyeon yang sudah berdiri disampingku. Ia berdiri tegap dengan kedua tangannya masuk kedalam saku celana.
“Duduklah... Aku perlu bicara lama..” Ucapku dan dia menuruti kata-kataku.
“Ada apa sebenarnya? Dan darimana kau mendapatkan nomor teleponku?” Tanyanya lagi.
“Aku mendapatkannya dari Hye Jin... Aku teringat tadi pagi kau datang ke apartemennya...”
“Apa kau kekasihnya?”
“Bukan. Hye Jin sudah kuanggap seperti adikku sendiri... Kekasihnya bukan aku..”
“Jadi, dia sudah memiliki kekasih?”
“Kau menyukainya?” tanyaku dan kulihat dia menjadi sedikit gugup dengan pertanyaanku.
“Sudahlah.. kau bilang ada yang ingin kau katakan padaku soal Taeyeon. Ada apa?”
“Apa yang terjadi pada Taeyeon?” Tanyaku lagi.
“Apa maksudmu?”
“Sepertinya, dia mempunyai masalah. Tadi, saat aku bertemu dengannya, dia terlihat begitu sedih.”
“Apa kau bicara soal penyakitnya?”
“Penyakit? Apa maksud mu?” Tanyaku tak mengerti. Penyakit apa yang dimaksudnya? Apa Taeyeon memiliki penyakit yang tidak ku ketahui?
“Ah, seharusnya aku tidak mengucapkannya. Taeyeon menyuruhku untuk tidak memberitahu siapapun.”
“Penyakit apa? Katakan padaku.” Tanyaku memaksanya.
“Dia, memiliki penyakit jantung... yang aku maksud disini, benar-benar penyakit jantung. Taeyeon sudah tahu, dia tidak akan lama lagi bertahan. Itu kenapa, saat aku menanyakan apakah dia sudah pergi ke Rumah Sakit untuk setidaknya memeriksakan kesehatannya, dia hanya membalas dengan kalimat aku baik-baik saja... Kurasa, dia sudah mulai tidak pernah pergi lagi ke Rumah Sakit.”
“Sejak kapan?”
“Kami sama-sama tidak tahu pastinya. Tapi, kami mengetahuinya saat kami sama-sama duduk di bangku SMA...”
“Apa tidak ada cara untuk menyembuhkannya? Bagaimana dengan obat-obatan?” Tanyaku panik dan khawatir. Taecyeon menggeleng.
“Terakhir, dia memberitahuku bahwa penyakitnya semakin memburuk, penyakitnya tidak bisa diatasi dengan obat-obatan atau pembedahan lainnya...”
“Apa benar-benar tidak ada cara lain?”
“Ada... Hanya satu cara yang aku tahu... Transplantasi jantung. Tapi, Taeyeon sendiri tidak mau melakukannya. Apa lagi jika ia tidak mengenal pemiliki jantung yang akan ditransplantasikan untuknya.”
Taecyeon POV
Aku memandangnya. Leeteuk terdiam setelah aku mengatakan tentang penyakit yang diderita Taeyeon. Kurasa dia sedang berpikir. Apa yang dipikirkannya?
“Bagaimana dengan orang tuanya?” Tanya Leeteuk akhirnya setelah dia diam cukup lama.
“Ayahnya, terlalu sibuk bekerja. Dia pulang ke rumah paling cepat satu kali dalam seminggu, itu pun sangat jarang. Biasanya, baru sebulan ayahnya baru pulang, namun hanya sekitar dua malam di rumah, dia akan pergi lagi. Bahkan dia sama sekali tidak tahu tentang keadaan Taeyeon. Taeyeon sendiri pun tak ingin orang tuanya mengetahui penyakitnya.” Jawabku menjelaskan.
“Ibunya?”
“Ibunya sudah tidak ada sejak Taeyeon berumur lima tahun. Ayahnya benar-benar terpukul dan tidak bisa menerima kenyataan. Sehingga, dia selalu menyibukkan diri di dalam pekerjaanya...” lagi-lagi dia terdiam dan berpikir. Apa yang sebenarnya dia pikirkan? Membuatku penasaran saja. Tiba-tiba dia menoleh ke arahku.
“Terimakasih...” Ucapnya dan kemudian berdiri yang membuatku ikut berdiri, kemudian dia membungkuk ke arahku. “Aku permisi, ada beberapa hal yang harus kukerjakan, aku harus menemui Taeyeon malam ini. Aku sudah berjanji akan menjemputnya.” Tambahnya. Aku hanya membalas membungkuk dan melihatnya berjalan pergi. Namun, belum hilang Leeteuk dari pandanganku, sebuah mobil berwarna hitam menabraknya sangat keras membuatnya terlempar jauh dari tempatnya. Segera aku berlari menuju ke arahnya dengan panik. Bagaimana ini? Dari kepalanya keluar banyak darah, dia sama sekali tidak sadarkan diri. Akhirnya aku meraih Hp ku mulai menghubungi Rumah Sakit terdekat dan Hye Jin.
Kudengar hari ini dia sadar dari komanya sejak dia mengalami kecelakaan. Untunglah dia bisa melewati masa kritisnya. Haruskah aku menemuinya? Tapi, rasanya sangat kurang pantas jika aku tidak menjenguknya. Baiklah, kuputuskan untuk menemuinya sebentar disana. Aku membuka pintu pelan saat sudah berada di depan ruangan dimana Leeteuk dirawat. dia tersenyum melihatku dan aku berjalan mendekatinya.
“Sudah kuduga kau akan datang..” Ucapnya.
“Bagaimana keadaanmu?” Tanyaku.
“Belum sembuh total...” Jawabnya singkat.
“Apa yang dikatakan dokter?”
“Dokter tidak mengatakan apa pun padaku... Tapi, dia mengatakannya pada ibu ku... Dokter bilang, suatu keajaiban aku bisa sadar kembali sejak kecelakaan itu. Tapi, kemungkinan besar, aku tidak akan bertahan lama...”
“Apa maksudmu?”
“Jika aku menjelaskannya padamu, kau belum tentu mengerti...” Ucapnya dengan tertawa ringan kemudian melanjutkan dengan pandangan sedih. “Yang jelas, hidupku tidak akan lama lagi. Penyebabnya adalah kecelakaan kemarin itu...”
“Apa Taeyeon tahu?”
“Tidak. Hanya ibuku dan kau yang mengetahuinya... Hei, aku ingin memohon padamu..”
“Apa kau bilang?” Tanyaku tak mengerti dengan maksud ucapannya.
“Aku, ingin memberikan jantungku untuk Taeyeon... Pastikan dia mau menerimanya dan melakukan transplantasinya...” Ucapnya. Kalimatnya membuatku terkejut. Apa dia serius mengucapkan hal itu? Apa dia kehilangan akal sehatnya? “Pastikan, Eunhyuk, Hye Jin, dan Ibuku mengetahuinya juga,, itu satu-satunya cara agar Taeyeon menerima transplantasi jantungku. Karena dia tidak mungkin menolak mereka, terutama ibuku...” Tambahnya.
“Jadi, Ny. Park sudah mengetahuinya?” Tanyaku.
“Iya, aku sudah membicarakan hal ini pada ibuku... Awalnya, dia memang menentangku. Namun akhirnya, dia pun ikut mendukungku... Kau, bisakah kau lakukan itu untuk Taeyeon?” Tanyanya. Aku menghela nafas panjang kemudian memutuskan untuk mengangguk menjawab pertanyaannya.
“Akan kucoba bicara dengannya..” Ucapku.
“Bicaralah saat aku sudah pergi... Dan, tolong berikan ini padanya saat kau selesai bicara padanya...” Lanjutnya dengan menyodorkan secarik kertas terlipat ke arahku, aku menerimanya dan kusimpan.
“Apa kau yakin dengan keputusanmu?” Tanyaku meyakinkannya.
“Tentu.”
End of Flashback
Author POV
Semua orang yang ada kecuali Ny. Park dan Taecyeon benar-benar terkejut dengan apa yang diceritakan oleh Taecyeon. Terlebih Taeyeon, dia benar-benar tidak tahu kalau segalanya akan berakhir seperti ini. Dia bahkan menangis saat mengetahui rencana Leeteuk yang akan memberikan jantungnya untuk dirinya. Bagaimana bisa dia menerima lagi kebaikan dari Leeteuk? Taecyeon mengeluarkan secarik kertas dan memberikannya pada Taeyeon. Taeyeon menerimanya dan mulai membacanya.
Hai...
Bagaimana kabarmu hari ini? Kuharap kau sedang tidak menangis...
Kurasa, kau sudah mendengar semuanya dari Taecyeon, dan kumohon, jangan kau menolak permintaanku untuk menerima jantungku...
Hei, ini pemrintaan terkahirku, apa kau benar-benar tidak ingin mengabulkannya?
Apa kau merindukanku?
Aku tahu kau pasti tidak bisa melupakanku dengan mudah...
Aku tidak menyuruhmu untuk melupakanku...
Tapi, bisakah kau mencoba untuk melepaskanku?
Kau masih memiliki masa depan yang panjang di depan matamu...
Raih semua mimpi mu itu demi aku, cari orang lain yang pantas mendapatkanmu lebih dari aku
Jangan karena aku sudah tidak ada membuat mu menjadi murung dan larut dalam kesedihan
Aku tidak sepenuhnya pergi dan kau tahu itu
Aku yakin, akan ada pemuda yang mencintaimu lebih dari aku
Jangan tanyakan kenapa aku melakukan ini
Aku hanya tidak sanggup kehilangan untuk yang kedua kalinya
Aku sudah kehilangan cinta pertamaku
Dan aku tidak mau itu terjadi padamu
Jadi, kumohon kabulkanlah permintaanku yang terakhir
Dan yang terakhir,
Bergembiralah!!
Kau pantas mendapatkannya
Sampaikan juga pesanku untuk Hye Jin, Eunhyuk dan keluargaku
Juga untuk Taecyeon, aku benar-benar berterimakasih kepadanya
Aku mencintaimu, selamanya...
The End--
gimana?
plis bgt di komen ya
aku butuh komentar kalian semuanya
makasih udah mau sempetin baca XD
ah, iya :)
BalasHapusaku baru bkin blog dan blum bsa tlalu aktif
gag nyangka bakal ada yg mampir trus baca apalagi komen :D
gomawo udah mau nyempetin baca dan mampir ke blog ini ^^
bakal di update lg FF lainnya :)
kamsahamnida :D