CAST:
1. Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
2. Kim Taeyeon a.k.a Taeyeon
3. Ok Taecyeon a.k.a Taecyeon
4. Lee hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
5. IU a.k.a Kim Hye Jin
6. Choi Sooyoung a.k.a Sooyoung
PART 7
Author POV
“Bagaimana keadaannya?” Tanya Taeyeon dengan sedikit keringat di wajahnya dan nafas yang tersengal. Ia baru saja tiba di Rumah Sakit dan langsung berlari mencari Eunhyuk yang sedang menunggu Leeteuk di depan ruang ICU.
“Hyung kehilangan banyak darah.. Aku sendiri juga tidak tahu kejadiannya. Tapi, kami harap dia baik-baik saja... Dia harus baik-baik saja...” Jawab Eunhyuk.
“Kami..?” Tanya Taeyeon tak mengerti. Eunhyuk mengangguk dan menarik pelan tangan Hye Jin dan memperkenalkannya pada Taeyeon.
“Ini, Hye Jin.. Dia kekasihku juga adik Leeteuk Hyung... Setidaknya, Hyung menganggapnya begitu... Hye Jin, ini Taeyeon, teman dekat Hyung...” Ucap Eunhyuk. Hye Jin tersenyum dengan mata yang sembab memerah. Sepertinya dia menangis sejak mendengar kabar kecelakaan Leeteuk. Ia mengulurkan tangannya ke arah Taeyeon dan disambut oleh Taeyeon dengan senyum terlukis di wajahnya. Daripada sedih, wajah Taeyeon lebih tergambar panik dan tegang.
“Kau tidak apa-apa?” Tanya Taeyeon.
“Oppa benar-benar orang yang baik, bagaimana mungkin dia mengalami hal buruk seperti ini..?” Jawab Hye Jin. Taeyeon memegang pundak Hye Jin dan mendudukannya pelan.
“Tenanglah,, dia pasti akan baik-baik saja.. Dia adalah Leeteuk.. Dia orang yang pasti akan baik-baik saja..” Ucap Taeyeon menenangkan Hye Jin dan sebenarnya ia juga sedang menenangkan dirinya sendiri. Dia berusaha agar tubuhnya tidak bergetar karena takut kehilangan Leeteuk. Dan dia tidak boleh kehilangan Leeteuk. Dia bahkan belum menyatakan apa pun. Ya, setelah membaca pesan dari Eunhyuk, Taeyeon baru menyadarinya bahwa dia mencintai Leeteuk. Dia menyukai sosok Leeteuk yang selalu mengerti keadaanya. Dia mengagumi sifat Leeteuk yang dewasa. Dia menyukai segala hal yang dilakukan Leeteuk. Dan baru sekarang dia menyesal karena tidak menyadarinya lebih dulu.
Tak lama, dokter keluar dari ruang ICU dan Eunhyuk menghampirinya sedangkan Taeyeon masih di kursi memegangi Hye Jin yang tertidur karena lelah menangis. Matanya mengarah ke arah Eunhyuk, menunggunya untuk memberi kabar tentang Leetuk. Jantungnya benar-benar berdebar sangat cepat. Taeyeon melihat ekspresi Eunhyuk berubah sedikit lega saat mendengar jawaban dari dokter.
“Bagaimana?” Tanya Taeyeon saat Eunhyuk datang menghampirinya. Dan tepat saat itu juga, Hye Jin bangun dari tidurnya.
“Bagaimana keadaan Oppa?” Tanya Hye Jin langsung setelah membuka matanya.
“Hyung, berhasil melewati masa kritisnya... Tapi, dia masih belum sadarkan diri..” Jawab Eunhyuk. Taeyeon yang sedari tadi tegang, merasakan bahunya sedikit rileks dari sebelumnya, namun dia belum merasa terlalu lega.
“Syukurlah.. Ini awal yang baik..” Ucap Taeyeon pelan. “Tapi, apa aku bisa melihatnya?” Tanya Taeyeon. Eunhyuk mengangguk meng-iya-kan dan menoleh kearah Hye Jin.
“Aku akan mengantarmu pulang. Kau istirahatlah, jangan samapi kau juga ikut sakit.” Ucap Eunhyuk pada Hye Jin.
“Aku ingin melihat Leeteuk Oppa sebentar. Setelah itu, kau bisa mengantarku pulang..” Jawab Hye Jin.
Mereka bertiga berjalan menuju kamar dimana Leeteuk ditempatkan. Taeyeon merasakan tubuhnya tegang lagi setelah melihat perban dikepala Leeteuk dan kenyataan bahwa Leeteuk menggunakan alat bantu pernafasan terasa sama sakitnya dengan tahu dia masih belum sadarkan diri. Taeyeon melihat ke arah Hye Jin dan dia tahu Hye Jin berusaha keras agar tidak menangis lagi, sedangkan Eunhyuk memegang bahu Hye Jin sambil melihat Leeteuk dengan pandangan sayu.
“Antar aku pulang sekarang..” Ucap Hye Jin tiba-tiba. Taeyeon tahu, Hye Jin tak bisa lama-lama melihat keadaan Leeteuk yang sekarang.
“Kami pergi dulu.. Kau juga istirahatlah.. Besok aku akan kembali kemari..” Ucap Eunhyuk pada Taeyeon dan dibalas anggukan oleh Taeyeon. Hye Jin membungkuk ke arah Taeyeon begitu juga sebaliknya. Kemudian mereka berdua pergi meninggalkan Taeyeon yang mendampingi Leeteuk sendirian.
Taeyeon POV
Aku memegang tangannya yang besar itu. Sejak kapan tangannya jadi begitu dingin? Tangan ini dulu sepertinya sangat hangat. Tanpa komandoku, air mataku jatuh begitu saja. Aku menempelkan tangannya ke pipiku. Kumohon, sembuhlah. Jangan sampai hal seperti ini terjadi lagi. Kau tahu ada berapa orang yang mengkhawatirkanmu? Kau harus sembuh! Aku belum mengatakan apapun kepadamu. Aku belum menyatakan perasaanku padamu. Aku tidak peduli jika nanti kau akan menolakku, tapi, aku harus menyatakannya. Aku tidak mau selamanya meyesal karena menyimpan perasaan ini sendirian. Aku meletakkan tangannya dan menggenggamnya kemudian aku memandangnya, air mataku masih saja jatuh. Aku membiarkannya dan tidak berusaha menghapusnya. Setidaknya, aku ingin menangis sebentar saja sebelum kemudian aku harus menjadi kuat untuk mendampingimu sampai kau sembuh.
“Taeyeon?” Panggil seseorang yang membangunkanku. Ternyata aku tertidur dengan kepalaku terbaring di sebelah Leeteuk.
“Kau sudah datang..” Balasku. “Hye Jin tidak ikut bersamamu?” Tanyaku kepada Eunhyuk yang kulihat dia datang sendirian.
“Dia bilang akan datang besok. Ini, aku bawakan kau sarapan. Setidaknya, kau harus makan sesuatu..” Jawabnya sambil menyerahkan satu bungkus makanan kepadaku dan kuterima.
“Terimakasih..” Ucapku tanpa membuka makanan itu. Eunhyuk duduk disisi Leeteuk yang lain.
“Bagaimana keadaannya?” Tanyanya.
“Masih sama..” Jawabku dan tiba-tiba saja Hp ku berbunyi. Kulihat di layarnya, ternyata Taecyeon menghubungiku. Aku segera keluar ruangan dan mengangkatnya.
“Ada apa?” Tanyaku.
“kau kemana saja? Dari semalam kau tidak ada dirumah kan?” Tanyanya.
“Aku dirumah sakit..”
“Kenapa? apa kau baik-baik saja? Kau sakit lagi? Bagaimana dengan minggu ini? Kau sudah pergi ke dokter? Kau ada dirumah sakit mana? Aku akan segera...”
“Taecyeon,” Ucapku memotong ucapannya. “Aku tidak apa-apa. Kau tidak perlu mengkhawatirkan aku.”
“Lalu, apa yang kau lakukan disana?”
“Temanku yang waktu itu kau lihat dia menemuiku di Han River, dia kecelakaan. Dan harus dirawat dirumah sakit. Aku menjaganya semalaman.”
“Kau boleh saja mengkhawatirkannya, tapi kau harus liat kondisimu juga..”
“Aku tahu. Kan sudah kubilang aku baik-baik saja..” Ucapku dan kudengar dia menghela nafasnya.
“Setidaknya, kau harus mengabariku. Kau tahu aku begitu khawatir...”
“Maaf..”
“Baiklah, aku akan menutup teleponnya sekarang..”
“Iya..” Ucapku dan setelah Taecyeon menutup teleponnya, aku pun masuk kembali kedalam ruangan Leeteuk. Aku melihat Eunhyuk membasuh kepala dan tangan Leeteuk dengan handuk basah.
“Pulanglah. Bersihkan dirimu, kemudian kau bisa kembali kesini. Aku akan menjaganya sampai kau kembali..” Ucapnya saat aku baru saja menutup pintu. Aku terdiam. Aku sama sekali tak ingin meninggalkan Leeteuk. Aku tak ingin saat dia sadar, bukan aku orang pertama yang dilihatnya. Karena saat dia sadar dan menyebut namaku, aku akan langsung menyatakan perasaanku padanya.
“Tenanglah. Jika dia sadar saat kau tak ada, aku akan langsung menghubungimu..” Tambah Eunhyuk. Aku mengangguk pelan. Setelah kupikir, dia ada benarnya. Aku, setidaknya saat Leeteuk sadar nanti, aku harus terlihat segar. Aku berjalan mengambil tas dan barang-barangku. Aku membungkuk ke arah Eunhyuk sebentar.
“Aku pulang dulu..” Pamitku dan Eunhyuk hanya tersenyum dengan sedikit membungkuk.
Eunhyuk POV
Taeyeon akhirnya keluar dari ruangan dan pulang kerumahnya. Astaga, dia pasti kelelahan. Semalaman menjaga Hyung dan aku tahu dia pasti juga menangisi keadaan Hyung. Aku melanjutkan membasuh kepala dan tangan Hyung. Melihat Hyung yang tidak berdaya seperti ini membuat hatiku benar-benar sakit. Hyung yang biasanya justru memberiku kekuatan, sekarang bahkan untuk membuka matanya dia tidak sanggup.
‘Bagaimana keadaanya?’
Baru saja aku membaca pesan dari Hye Jin. Aku tahu dia begitu mengkhawatirkan Hyung, hanya saja, dia tidak sanggup untuk melihat keadaan Hyung yang seperti ini, itu kenapa dia tidak mau datang hari ini.
‘Masih sama. Sama sekali tidak ada perubahan. Bersabarlah sebentar lagi’
Setelah aku menulisnya, aku mengirim pesan balasan ke Hye Jin. Hyung! Kumohon sadarlah... banyak yang menginginkan kehadiranmu lagi.. aku tidak berani bilang pada orang tuamu. Bukan karena aku tahu kau juga pasti tidak mau jika aku memberitahu mereka karena kau tidak mau mereka mencemaskanmu, tapi, ini lebih karena aku tidak tahu bagaimana mengatakannya pada mereka. Apa aku harus mengatakan bahwa anak mereka satu-satunya mengalami kecelakaan sehingga terluka parah bahkan untuk menggerakkan jarinya saja tidak bisa? Apa aku harus mengatakan kepada mereka bahwa anak mereka yang mereka banggakan sedang tidak berdaya di Rumah Sakit dengan alat bantu pernafasan? Apa aku harus berkata kepada mereka bahwa anak mereka terbaring koma? Maaf Hyung, tapi aku benar-benar tidak tega untuk berkata seperti itu. Setelah selesai dengan membasuhnya, aku duduk disebelah Leeteuk Hyung.
“Hyung, aku punya kabar baik.. aku resmi berpacaran dengan Hye Jin sekarang. Kami, resmi sepasang kekasih... Tentu saja pernikahan akan segera diadakan... Tapi, aku harus melihatmu menikah dulu, baru aku akan menikahi Hye Jin...” Ucapku mencoba berbicara pada Hyung dan berharap ada balasannya darinya walaupun aku tahu itu tidak mungkin. “Hyung, sadarlah dan segera nyatakan cintamu pada Taeyeon.. Kurasa dia juga menyukaimu. Itu jelas terlihat dari sikapnya kepadamu... Aku senang akhirnya kau menemukan orang yang cocok untukmu. Taeyeon benar-benar orang yang baik. Baru saja kemarin aku mengenalkannya pada Hye Jin. Aku menyukainya Hyung, jadi, kau harus segera sadar dan menikah dengannya...” Lanjutku. Tapi, masih saja tak ada jawaban darinya.
“Apa yang kau harapkan? Dia akan sadar dan menjawab semua ucapanmu tadi?” Ucap seseorang dari arah pintu. Spontan aku berdiri dan tak percaya dengan apa yang aku lihat.
“Anda? Apa yang anda lakukan disini?”
Hye Jin POV
Aku berlari dari lobi Rumah Sakit sampai diruangan Leeteuk Oppa. Ibuku baru saja menelponku dan berkata akan menemui Eunhyuk. Aku tidak tahu ibu dapat nomor baruku dari siapa. Tapi, yang jelas, sekarang ini aku harus menghentikan pertemuan itu. Tadi, aku tidak sengaja memberi tahu ibu bahwa Eunhyuk ada dirumah sakit. Mereka tidak boleh bertemu. Aku tidak mau Eunhyuk disalahkan atas masalahku dengan orang tuaku.
“Anda? Apa yang anda lakukan disini?” itu suara Eunhyuk yang kudengar saat aku akan membuka pintu. Aku sudah berada di depan kamar dimana Leeteuk Oppa dirawat. Tapi, entah kenapa, aku justru tidak memiliki keberanian untuk membukanya. Aku memutuskan untuk mendengar percakapan mereka.
“Terkejut?” Suara ibuku terdengar sangat angkuh.
“Apa anda mencari anak anda? Sayang sekali, dia tidak sedang bersamaku sekarang.” Balas Eunhyuk. Dan kudengar, ibuku tertawa.
“Aku datang kesini untuk mencarimu...”
“Ada apa?”
“Kau.. Apa kau kekasih anakku?”
“Benar.” Jawab Eunhyuk tegas. Entah kenapa aku bangga dan senang mendengarnya. Dia terdengar seperti akan melindungiku. “Apa anda keberatan jika kami berpacaran?” Lanjut Eunhyuk. Pertanyaan yang bodoh! Tentu saja ibuku akan berkata iya. Bagaimana mungkin dia akan mengijinkanmu begitu saja?
“Bagaimana jika aku berkata iya, aku keberatan?” Ibuku balas memberi pertanyaan. Astaga, kenapa aku ikut berdebar?
“Aku tidak akan menyerah. Aku akan tetap menjadi kekasihnya bahkan tetap menikahinya. Tapi, walau bagaimanapun, anda adalah ibunya. Aku juga tidak akan menyerah untuk meminta restu darimu.” Jawaban Eunhyuk berhasil membuat jantungku berdebar dua kali lipat dari sebelumnya. Astaga! bagaimana mungkin aku tersipu hanya dengan mendengar kalimatnya? Tunggu? Kenapa sepi? Kenapa tidak ada yang berbicara? Apa yang terjadi?
“Bagus. Kau baru saja mendapatkannya..” Tiba-tiba saja ibuku bicara setelah sekitar 30 detik keadaan hening. Tunggu, mendapatkannya? Apa maksudnya?
“Apa maksud anda?” Tanya Eunhyuk yang sepertinya sama bingungnya denganku.
“Bisakan kau tidak memanggilku dengan sebutan itu?” Ucap ibuku.
“Apa?”
“Panggil aku ibu. Bagaimanapun juga, kau akan menjadi putra menantuku..”
Apa? Baru saja ibu bilang apa?
“Terima kasih... Terima kasih atas restumu... aku benar-benar berterima kasih.. Kau tidak tahu betapa pentingnya Hye Jin untukku...” Ucap Eunhyuk. Tiba-tiba saja aku meneteskan air mata dan terduduk di lantai. Ibu merestui kami? Apa yang terjadi?
“Aku tahu, aku tahu kau kau benar-benar tidak akan melepaskan anakku. Dan kau jangan berterima kasih padaku. Berterima kasihlah padanya. Aku sangat terkejut saat tahu dia koma karena kecelakaan. Padahal baru kemarin dia datang kerumahku.” Balas ibu. Siapa yang dimaksud ibu?
“Maksud ibu, Leeteuk Hyung?” Tanya Eunhyuk. Oppa? Leeteuk Oppa?
“Bagaimana...” Eunhyuk menggantungkan pertanyaannya meminta penjelasan. Aku juga ingin tahu. Akhirnya aku memutuskan untuk masuk kedalam dan kulihat mereka menoleh kearahku.
“Jelaskan Bu, aku juga ingin tahu ceritanya.”
Author POV
FlashBack
Leeteuk berjalan meninggalkan Taeyeon sendiri di depan rumahnya. Leeteuk tahu Taeyeon mempunyai masalah. Hanya saja dia belum tahu apa masalah itu. Karena Taeyeon tidak memberitahunya, terpaksa dia yang harus mencari tahunya. Namun, sekarang saatnya dia harus menyelesaikan tujuan utamanya. Dia menggunakan kereta untuk sampai di kota tujuannya. Kota dimana Hye Jin dulu tinggal bersama orang tuanya. Dengan perjalanan yang tidak begitu lama, dia sampai di depan rumah orang tua Hye Jin. Leeteuk mengetuk pintu rumah besar itu dan tak lama ada yang membuka pintu yang kemudian Leeteuk dipersilahkan masuk. Leeteuk duduk di sofa bersih di ruang tamu besar. Tak lama, seorang wanita paruh baya yang ia kenali sebagai ibu Hye Jin datang menemuinya. Leeteuk tahu bahwa itu adalah ibu Hye Jin dari foto yang diperlihatkan Hye Jin padanya dan Eunhyuk.
“Siapa kau? Mau apa bertemu denganku?” Tanya ibu Hye Jin angkuh.
“Saya Leetuk. Teman dari anak anda, Hye Jin.” Balas Leetek dengan agak sedikit membungkukkan kepalanya.
“Hye Jin?” Tanya Ny. Kim dengan nada suara berbeda dari sebelumnya. Leeteuk mengangguk kemudian tersenyum. Jelas sekali Ny. Kim merindukan Hye Jin. Bagaimanapun juga, Hye Jin itu adalah anaknya.
“Saya datang kemari ingin memberi tahukan kepada anda bahwa dia sekarang sudah memiliki kekasih.”
“Apa kau bilang? Kekasih? Apa yang anak itu tahu tentang seorang pemuda? Siapa pun yang dia pilih, aku tidak akan merestuinya!”
“Apa anda akan selamanya bersikap seperti ini? Sampai kapan anda akan marah padanya?”
“Apa? Ini bukan urusanmu.”
“tentu saja ini menjadi urusanku.. Ny. Kim, ada beberapa hal yang anda tidak tahu soal Hye Jin...”
“Dia adalah anakku, tentu saja aku tahu semua tentangnya!”
“Benarkah?” Tanya Leeteuk.
“Apa maksud mu? Kau meragukanku? Lantas, apa yang kau tahu tentang anakku?”
“Saya tahu, dia orang yang paling menentang anda saat anda memutuskan untuk menikah lagi setelah ayah Hye Jin meninggal. Apa anda pernah bertanya alasannya? Itu karena Hye Jin selalu mendapati suami anda mabuk dan memukulinya.” Ucap Leeteuk dan ia melihat raut muka Ny. Kim berubah kaget dan tak percaya. “Anda tidak tahu? Itu sangat wajar karena justru anda lah yang sibuk untuk bekerja, bukan suami anda. Suami anda yang justru hanya menikmati kekayaan anda menghabiskan uang untuk mabuk dan menghabiskan waktunya untuk memukuli putri anda satu-satunya.”
“Itu tidak mungkin. Aku tahu kau hanya mengarang cerita.” Bantah Ny. Kim.
“Apa anda juga tahu kenapa dia pergi dari sini dan memilih untuk menetap di Seoul?”
“Itu karena dia menolak kujodohkan dengan anak temanku. Benar-benar kekanakkan. Aku sudah berusaha mencari orang yang tepat untuknya di masa depan.”
“Benar sekali. Hye Jin memang menolaknya. Tapi, ada alasan lain yang membuatnya pergi dari sini.” Leeteuk mengambil jeda sebentar dengan mengambil nafas. “Itu karena calon suami yang akan anda jodohkan dengan Hye Jin berusaha memperkosanya tanpa sepengetahuan anda.” Lanjut Leeteuk. Ny. Kim benar-benar tidak bisa berkata apa-apa. Dia sama sekali tidak tahu. Kenyataan bahwa suaminya justru sering memukuli putri kesayangannya dan putrinya hampir saja kehilangan masa depannya sangat membuatnya shock.
“Apa kau tahu ini semua dari Hye Jin?” Tanya Ny. Kim.
“Tidak secara langsung. Hye Jin tak pernah mengatkannya padaku ataupun pada kekasihnya. Aku dan kekasihnya tahu dari gelagatnya. Dia, satu universitas dengan kami. Aku bersahabat baik dengan kekasihnya, Eunhyuk. Saat itu, Hye Jin sama sekali tidak memiliki teman. Bukan karena tidak ada yang mau berteman dengannya. Tapi karena dia tidak mau berteman dengan siapa pun. Kami yang merasa Hye Jin sedang mengalami depresi pelan-pelan mendekatinya dan berusaha untuk tidak membuatnya takut. Dan akhirnya, sampai sekarang kami berteman baik. Saat kami menyadari alasan kenapa Hye Jin pergi dari rumah, kami langsung menanyakan kebenarannya padanya. dan dia tidak menyangkal tebakan kami.”
“Tapi, kenapa dia tidak pernah bercerita padaku?” Tanya Ny. Kim.
“Bukankah sudah kubilang dia menentangmu untuk menikah lagi? Saat itu, anda sama sekali tidak mendengarnya. Jadi, dia berpikir, kali ini anda pasti juga tidak akan mendengarnya jika ia berkata bahwa suami mu selalu memukulinya. Tentang percobaan perkosaan itu, dia tidak mau jika dia bercerita padamu, hubunganmu dengan temanmu akan rusak dan akan berakibat buruk pada perusahaanmu.” Tepat saat Leeteuk menyelesaikan kalimatnya, Ny. Kim terisak menangis.
“Ny. Kim, anda tidak usah khawatir. Hye Jin baik-baik saja sekarang. Yang terpenting, bahagiakanlah dia dengan memberi Hye Jin dan kekasihnya restumu.” Ucap Leeteuk lagi.
“bagaimana mungkin selama ini akulah yang membuat anakku menderita? Astaga...” Balas Ny. Kim masih sesenggukan.
“Ini..” Ucap leeteuk sambil menyodorkan kertas putih kearah Ny. Kim.
“Sebuah nomor?” Tanya Ny. Kim saat melihat isi tulisan dari kertas putih tersebut sambil mengusap air matanya.
“Itu nomor Hye Jin yang baru. Aku yakin anda tidak memilikinya... Hubungi dia. Aku yakin dia akan sangat gembira. Dia juga merindukanmu, sama sepertimu yang merindukannya. Temui Eunhyuk, kau akan tahu betapa dia sangat mencintai anakmu. Percaya padaku, Eunhyuk tidak akan pernah melepaskan Hye Jin, mereka saling mencintai satu sama lain...”
End of Flashback
Hye Jin POV
Aku menangis. Bahkan, Oppa masih saja membantuku sampai sekarang. Aku tidak tahu lagi harus berkata apa. Oppa sudah banyak membantuku. Bahkan untuk hal yang tidak aku pinta sekalipun. Aku melihat ke arah Eunhyuk. Aku tahu pasti Eunhyuk sama terkejutnya denganku. Aku tahu pasti dia saat ini ingin memeluk Oppa untuk berterima kasih. Tapi, yang dia lakukan hanya berdiri tak bergerak dengan memandang Oppa.
“Aku serahkan hye Jin padamu. Jaga dia untukku..” Ucap ibu dan kulihat Eunhyuk sedikit membeungkukkan badannya. Ibu berjalan ke arahku dan memelukku dan kubalas pelukan itu. Astaga, kapan terkahir kali aku memeluknya? Aku begitu merindukannya.
“Maafkan ibu. Ibu bersalah padamu.” Ucap ibu dan aku hanya menangis dipelukannya.
to be continued--
silakan tinggalkan jejak ya:D
mau komen ato apa pun silakan XD
makasih udah disempetin baca ^^
Tidak ada komentar:
Posting Komentar