CAST:
1. Park Jung Soo a.k.a Leeteuk
2. Kim Taeyeon a.k.a Taeyeon
3. Ok Taecyeon a.k.a Taecyeon
4. Lee hyuk Jae a.k.a Eunhyuk
5. IU a.k.a Kim Hye Jin
6. Choi Sooyoung a.k.a Sooyoung
PART 5
Hye Jin POV
Aku sama sekali tidak merasa lapar malam ini. Tapi aku ingat janjiku pada Leeteuk Oppa. Jadi, aku akan baik-baik saja jika aku mengatur pola makanku. Setidaknya, itu yang bisa kulakukan sekarang. Kulangkahkan kakiku meuju sebuah rumah makan yang tak jauh dari apartemen. Tiba-tiba aku menangkap sosok senior yang kukenal. Senior yang dulu cukup dekat denganku saat kami sama-sama mengambil kursus menari di daerah dekat rumah orang tuaku. Kuhampiri dia yang baru saja memesan makanannya.
“Taecyeon..? Apa kau taecyeon?” Tanyaku. Ya, dia memang seniorku. Tapi aku hanya beberapa kali saja memanggilnya Oppa. Itu karena dia memang tidak suka di panggil dengan sebutan itu. Dia bilang, akan terlihat lebih akrab jika aku memanggilnya tanpa dengan sebutan Oppa. Aku tersenyum melihatnya dan kuputuskan untuk duduk bersamanya. Jadi, aku langsung duduk di depannya tanpa meminta ijin darinya dan segera saja aku memesan sama persis seperti apa yang dia pesan. Lagipula, aku melihat dia juga sendirian. Kulihat dia memandangku lama, kemudian ia tersenyum.
“Hai.. Sudah lama tidak bertemu.. Aku tidak menyangka kita akan bertemu disini..” Ucapnya padaku. “Apa kabarmu, Hye jin?”. Dia menyebut namaku? Ah, Syukurlah dia masih mengingatku.
“Aku baik-baik saja..” Balasku. “Kau bagaimana?” Lanjutku.
“Apa yang terjadi?” Tanya Taecyeon padaku. Ia mengajakku ke sebuah taman kecil setelah kami menyelesaikan makan malam. “Waktu aku tahu kau berhenti dari tempat kursus tanpa alasan yang jelas,, aku datang ke rumahmu untuk mencarimu... tapi,, orang tuamu bilang kau pergi meninggalkan rumah..”
“Benarkah mereka berkata begitu?” Tanyaku. Taecyeon mengangguk membenarkan pertanyaanku.
“Tidak ada hal serius yang terjadi... Kau tenang saja..! Hubunganku dengan keluargaku baik-baik saja.” Jawabku.
“Lalu kenapa kau harus pergi dari rumah?”
“Itu karena mereka tidak mengijinkan aku untuk melanjutkan sekolah ke Seoul..”
“hanya karena itu?”
“Iya... Tapi kau tenang saja.. Masalahnya sudah selesai..! Orang tuaku sudah menijinkanku untuk sekolah dan tinggal di Seoul.. Buktinya, sekarang aku menjadi mahasiswa pintar di Seoul..” Jawabku berbohong. Maaf Taecyeon.. Kulihat wajahnya berubah menjadi lega setelah mendengar jawabanku. Untunglah, dia mudah percaya padaku.
“Lalu, apa yang kau lakukan disini? Kau bilang kau tinggal di Seoul..” Tanyanya.
“Ah.. aku hanya berlibur saja.” Jawabku. Aku berbohong lagi.. Aku dan Taecyeon memang dekat. Tapi tidak sampai tahap saling bercerita masalah pribadi. Jika dibandingkan, orang yang paling dekat denganku adalah Leeteuk Oppa. Sosoknya sudah seperti kakakku kandungku sendiri. “Lantas, apa yang kau lakukan disini? Apa kau sekarang tinggal disini?” Lanjutku untuk mengantisipasi jika dia akan bertanya tentang hal lain dari diriku yang tak ingin ku beritahu.
“Tidak.. Aku kesini untuk bekerja. Aku juga tinggal di Seoul..” Jawabnya.
“Bekerja?.. Kau tidak masuk ke universitas?” Tanyaku lagi. Dia menggeleng sebentar.
“Tidak.. Aku langsung bekerja tanpa harus menjadi mahasiswa sepertimu..” Ucapnya dibarengin dengan tawa mengejeknya ke arahku. Aku mencibir mendengarnya.
“Tapi, kenapa?” Tanyaku penasaran dengan keputusannya yang langsung bekerja setelah lulus sekolah.
“Ayahku melihat bakatku dalam bidang administrasi bisnis. Dia mempunyai seorang teman pemilik sebuah perusahaan besar, dan aku diberi tawaran untuk bekerja dengannya...” Jelasnya. “Ini kesempatan yang langka..! Tentu saja aku langsung menerimanya tanpa harus berpikir dua kali...”. Aku menganggukkan kepala tanda mengerti.
“Wah... Kau hebat sekali..” Pujiku. Aku tidak berbohong dengan pujianku. Itu karena Aku sendiri juga sebenarnya juga bekerja. Sama seperti Leeteuk Oppa. Aku selalu mengambil kerja part-time. Hanya saja, aku dan Oppa memiliki alasan yang berbeda. Oppa bekerja karena dia ingin mencari kesibukkan, sedangkan aku bekerja untuk menghidupi biaya kuliah dan hidupku di Seoul. Karena aku sama sekali tidak mendapat dan tidak ingin mendapatkan kiriman uang dari orang tuaku. Namun untuk sekarang, aku mengambil cuti dari kerjaku untuk sementara.
‘kau ada dimana? Setidaknya, beri tahu aku kabarmu jika kau tidak mau memberitahu keberadaanmu’
Baru saja kubaca pesan dari Eunhyuk. Haruskah kumembalasnya? Aku sangat merindukannya. Ah, padahal, baru sebentar aku pergi meninggalkannya. Bagaimana ini? Susah sekali mengusirnya dari pikiranku. Tapi, sepertinya dia sangat mencemaskanku. Akhirnya kuputuskan untuk membalas seperlunya.
‘Aku baik-baik saja. Kau tidak usah mengkhawatirkan aku.’
“dua hari lagi.. Kau ada acara?” Tanya Taecyeon membuatku mengalihkan pandangan dari layar Hp ke arahnya.
“Tidak ada. Kenapa?”
“Ayo kita pergi..” Ajaknya.
“Pergi?” Tanyaku. Hm,, Sepertinya itu ajakan yang bagus. Setidaknya, jika aku bersenang-senang, mungkin aku akan sedikit melupakan Eunhyuk. “boleh juga. Tapi, kenapa harus besok lusa?”
“Besok aku harus bekerja hingga larut. Jadi tidak mungkin mengajakmu pergi.” Jawabnya
“Uhm,, Baiklah.. Kita mau kemana?”
Eunhyuk POV
Sudah lebih dari seminggu sejak Hye Jin pergi. Dia masih saja tidak mau mengangkat teleponku, pesanku juga hanya di balas beberapa kali. Astaga..! Aku sangat merindukannya. Sampai kapan dia akan begini terus? Apa dia tidak merindukanku? Ah, lebih baik aku pergi ke tempat kerja Leeteuk Hyung saja daripada aku terus memkirkan Hye Jin. Lagipula aku sudah lama tidak menemuinya sejak terakhir kali kami bertemu di Han River malam itu. Segera saja aku menuju kesana dan menemui Leeteuk Hyung. Hari ini sepertinya sepi pelanggan. Hanya beberapa orang saja yang datang kesini untuk menyewa film. Aku mencari sosok Leeteuk Hyung yang ternyata sedang melayani pelanggan di bagian kasir. Eh, tapi sepertinya itu bukan pelanggan biasa, dari jauh aku melihat Leeteuk Hyung sedang mengobrol akrab dengan seorang gadis yang tak lain adalah pelanggan tersebut. Siapa gadis itu? Apa Hyung mengenalnya? Kenapa Hyung tidak pernah mengenalkannya padaku?
“Hai Hyung..! Bagaimana kabarmu?” Sapaku padanya. Dia tersenyum saat melihatku.
“Ah,, Eunhyuk..! Kenalkan ini teman baruku...” Ucapnya mengenalkanku pada gadis itu. Aku mengulurkan tanganku.
“Eunhyuk. Namaku Eunhyuk..” Ucapku memperkenalkan diri. Dia menyambut tanganku dengan tersenyum.
“Taeyeon. Kim Taeyeon..” Dia mengenalkan dirinya. Kulihat Leeteuk Hyung begitu gembira hari ini. Apa ini karena gadis ini? Apa Hyung menyukainya? Tapi Hyung tidak berkata apa pun padaku. Ah, tapi sifat Leeteuk Hyung memang begitu. Dia memang tidak pernah bercerita apa pun jika tidak ada yang bertanya, kecuali jika ia benar-benar membutuhkan bantuan dan itu sangat mendesak serta ia tidak bisa mengatasinya sendiri, baru ia akan membagi ceritanya. Tapi, baguslah jika Leeteuk Hyung menyukainya. Sepertinya dia gadis baik-baik. Dan sekarang aku tidak perlu khawatir, karena sudah ada wanita di kehidupan Leeteuk Hyung. Aku pernah cukup sibuk untuk mencarikan jodoh untuknya, namun sekali ia menolak ia langsung menggunakan ancaman, aku jadi tidak berani lagi mencoba mencarikannya gadis.
“Kau ada perlu apa kemari?” Tanya Leeteuk Hyung. “Kau merindukanku?” Candanya.
“Apa maksudmu? Aku hanya ingin mengunjungimu. Kita jarang bertemu akhir-akhir ini.” Jawabku.
“Ah,, Aku permisi dulu. Aku harus pergi.” Pamit Taeyeon tiba-tiba.
“ uhm.. Iya. Hati-hati di jalan.” Ucap Leeteuk Hyung padanya. Aku membungkuk sedikit sambil tersenyum saat ia pergi. Setelah taeyeon menghilang dari pandanganku, aku langsung menoleh ke arah Leeteuk Hyung. Baru akan kubuka mulutku untuk bertanya, Hyung mengangkat tangannya, memberiku tanda untuk diam.
“Aku tahu kau pasti akan banyak bertanya...” Ucapnya, aku langsung menutup mulutku, kulihat ia sedang membereskan barangnya. “Ayo..! Kita makan siang.. Akan kuceritakan semuanya padamu. Tapi, kau yang traktir..” Lanjutnya.
“Apa maksudmu? Kau yang lebih tua.. Seharusnya kau yang traktir..! aku tidak mau mentraktirmu.” Jawabku sekenanya. Enak saja dia..! sudah hutang padaku cerita yang panjang tentang Taeyeon masih minta traktir makan siang padaku. Seharusnya dia yang mentraktirku. Selain karena dia lebih tua dariku, dia juga seharusnya merasa bersalah karena terlambat menceritakan segala hal tentang Taeyeon padaku. Leeteuk Hyung justru tertawa keras saat mendengar kalimatku.
“Kapan kau akan menghilangkan sifat pelitmu itu? Apa kau akan selamanya begini?” Candanya. “Ayo..! Aku benar-benar lapar.” Lanjutnya sambil memegang perutnya. Dasar kau bodoh Hyung! Aku memang pelit, tapi aku bisa menghabiskan uangku hanya untuk orang yang kusayangi. Dan kau termasuk salah satunya. Itu karena bagiku kau sosok kakak yang sangat baik. Aku beruntung mengenalmu.
Kupandangi Leeteuk hyung yang selesai menceritakan pertemuan pertamanya dengan Taeyeon hingga kedekatan mereka. Dia menceritakan semua hingga kedetailnya sampai dia lupa untuk memakan makanannya. Kurasa Hyung menyukainya. Baru pertama kulihat Hyung seriang ini. Dia selalu berusaha tampil sebagai kakak yang sempurna di depanku. Sekarang dia terlihat seperti anak kecil. Taeyeon... Dia yang bisa merubah Leeteuk Hyung. Bahkan, Hye Jin pun tidak bisa merubah Hyung menjadi seperti inil. Apa Hyung menyukai Taeyeon lebih saat dia menyukai Hye Jin?
“Hyung... Apa kau menyukainya?” Tanyaku langsung padanya. Langsung saja Leeteuk Hyung tersedak oleh makanannya saat mendengar pertanyaanku. aku tertawa melihatnya. Hyung, kau ketahuan..!
“Apa kau bilang..?! Bagaimana mungkin aku menyukainya. Aku baru saja mengenalnya..” Elaknya.
“Memang kenapa kalau kau baru saja mengenalnya? Apa durasi kita mengenal seseorang itu mempengaruhi suka atau tidaknya kita pada orang itu? Kau ini sangat aneh..”
“Sudah..! jangan bicara yang tidak-tidak lagi..!”
“Apa maksudmu? Aku bukannya bicara yang tidak-tidak.. Aku kan hanya bertanya. Kenapa kau marah padaku..” Balasku. Ah, Hyung terlihat lucu. Dia tidak mau mengakuinya. Hyung tidak mau mengakui kalau dia menyukai Taeyeon.
“Uhm.. Daripada itu.. Apa kau sudah menemukan Hye Jin?” tanya Hyung padaku mengalihkan pembicaraan.
“Hei,, kenapa kau mengalihkan pembicaraan..”
“Aku serius..” Ucapnya. Aku terdiam kemudian menggeleng pelan.
“Dia masih tidak mau mengangkat telfon dan hampir tidak membalas pesanku..” Jawabku. “Kurasa dia masih butuh waktu..”
“Bodoh..! kalau kau hanya melakukan itu, bagaimana mungkin kau akan menemukannya..! Cari dia..”
“Tapi, aku harus mencarinya kemana?” Tanyaku. Aku sama sekali tak tahu harus mencarinya kemana. Pilihan satu-satunya adalah rumah orang tuanya, tapi itu tidak mungkin. Hye Jin tidak mungkin kembali ke rumah orang tuanya.
“Gunakanlah liburanmu.. Jangan hanya berada di Seoul..” Ucap Leeteuk Hyung. Apa maksudnya? Dia baru saja menyuruhku untuk mencari keberadaan Hye Jin. Kenapa sekarang Hyung menyuruhku untuk... Astaga! Aku mengerti maksud Hyung. Dia menyuruhku untuk mencari Hye Jin ke luar kota. Tunggu, jangan-jangan Hyung tahu keberadaan Hye Jin? Tapi, tidak mungkin... Pasti Hyung akan memberitahuku jika dia mengetahuinya.
“Hyung...” Panggilku dengan senyumku yang mengembang.
“Hm..?” Balasnya.
“Terimakasih..”
Taeyeon POV
“Hai...!” Ucapku saat Taecyeon membukakan pintu untukku. saat aku berada di tempat kerja Leeteuk, tiba-tiba saja aku teringat pada Taecyeon, sehingga kuputuskan untuk mengunjunginya. Taecyeon terlihat terkejut dengan kedatanganku. Dia tersenyum kemudian menyuruhku untuk masuk ke dalam rumahnya. Rumahnya sangat bersih dan bagus.
“Benar-benar nyaman disini..” Ucapku dan duduk di sofa putih di ruang tengah.
“Benarkah? Kalau begitu tinggalah disini menemaniku..” Ucapnya dari arah dapur sedang membuatkanku minuman. Aku tahu maksudnya hanya sekedar bercanda tapi apa dia tahu aku benar-benar berdebar mendengarnya. Kalimatnya itu seperti sedang melamarku. Dia itu apa tidak bisa serius sedikit. Dia berjalan ke arahku dan memberiku minuman yang ia buat tadi. Aku menerimanya dan mulai meneguknya.
“Kenapa kau baru datang sekarang? Bukankah kau bilang akan sering mengunjungiku?” tanyanya. Aku meletakkan gelas di atas meja kemudian tersenyum jahil ke arahnya.
“Aku mendapat teman baru..” Jawabku. Kulihat dia mengerutkan dahinya.
“teman baru?” Tanyanya kubalas dengan anggukan.
“Apa maksudmu? Bagaimana bisa kau mendapat teman di saat aku pergi?” Tanyanya lagi.
“Apa kau cemburu karena aku memiliki teman yang lebih tampan darimu?” candaku.
“Tampan? Jadi, dia laki-laki?”
“Iya.. Bukankah itu bagus? Aku tidak akan merasa kesepian selama kau bekerja disini.. Hei,, kau tenang saja.. Aku akan mengenalkannya padamu saat kau pulang nanti..”
“Tapi sejak kapan?”
“Maksudmu sejak kapan aku berteman dengannya?” Tanyaku. “Uhm,, kau ingat tidak, saat kita pergi berdua dan pulang sangat larut malam itu?”
“Kapan? Kita kan sering pergi berdua..”
“Memang,, tapi kita hanya satu kali pulang ke rumah pukul dua pagi.. Kau ingat?”
“Ah,, aku ingat.. Kau bertemu dengannya pertama kali disana?”
“Tidak.. disana aku pertama kali berkenalan dengannya..” Jelasku.
“Jadi, kapan pertama kali kau bertemu dengannya?”
“Uhm,, bukan pertama kali bertemu dengannya.. tapi lebih tepat kalau disebut pertama kali melihatnya.. aku pertama kali melihatnya di tempat kerjanya..”
“Tempat kerja?”
“Iya.. Dia orang yang bekerja di tempat biasa aku meminjam film..” Jawabku dan Taecyeon hanya mengangguk-anggukkan kepalanya tanda mengerti.
“Apa dia lelaki baik-baik?” Tanya Taecyeon lagi untuk yang kesekian kalinya.
“tentu saja. Dia orang yang sangat baik. Dia banyak membantuku..”
“Benarkah? Baguslah kalau begitu.. Setidaknya aku tenang meninggalkanmu sendirian disana..” Ucapnya. Apa maksudnya? Apa dia tidak merasa cemburu? Apa benar dia tidak merasakan apa pun? Ah, aku benar-benar kecewa. Padahal aku mengharapkan reaksi yang lebih dari ini. Aku berharap dia memarahiku karena dekat dengan lelaki lain. Aku berharap dia marah dan menyuruhku untuk mempertemukannya dengan Leetuk. Ya, memang orang yang kumaksud adalah Leeteuk. Karena, aku memang dekat dengan Leeteuk akhir-akhir ini. Jika aku merasa bosan, aku selalu pergi ke tempat kerjanya. Entah sekedar meminjam film atau sekedar menemuinya. Dia benar-benar enak sekali di ajak mengobrol. Tapi, sepertinya Taecyeon tidak terlalu tertarik dengan kisahku. Dia hanya penasaran bagaimana bisa aku berteman dengan Leeteuk.. ah, dia bahkan tidak menanyakan siapa nama orang yang sedang dekat denganku. Sejak kapan dia jadi secuek ini...
“Apa kau sudah pergi ke rumah sakit minggu ini?” Tanyanya membuyarkan lamunanku.
“Sudah.. Kau tenang saja”
Leeteuk POV
Kurebahkan tubuhku di atas kasur. Kenyang sekali, baru saja aku pulang dari makan siang bersama Eunhyuk. Tiba-tiba saja aku teringat dengan pertanyaan Eunhyuk, “Hyung... Apa kau menyukainya?”.Aishh,, Kenapa aku gugup saat menjawab pertanyaannya? Tapi, jelas tidak mungkin aku menyukai Taeyeon. Aku baru mengenalnya kan? Lagipula, apa iya aku segampang itu melupakan Hye Jin? Ah, benar juga..! Hye Jin.. Sejak kapan aku sudah tidak terlalu sedih saat teringat padanya? apa yang terjadi padaku? Kutarik nafasku panjang kemudian kuhembuskan pelan. Entahlah, malas juga memikirkan hal seperti ini. Ah, apa Eunhyuk mengerti maksud kalimatku? Dia berterimakasih padaku apa itu artinya dia mengerti? Maksudku adalah agar dia mencari Hye Jin ke luar kota. Memang agak sulit untuk mencari Hye Jin tanpa tahu di kota mana dia berada. Tapi, apa boleh buat.. Hye Jin hanya mengatakan padaku bahwa dia berada di luar kota sekarang. Benar juga, sudah lama Hye Jin tidak memberiku kabar. Kuambil Hp ku dan kucoba untuk menghubunginya.
“Halo.. Oppa..!” Ucapnya saat mengangkat telfonku.
“Kau sepertinya sedang senang.. Ada apa?” Tanyaku.
“Tentu saja aku senang. Kau kan menelfonku...”
“hahaha.. Bagaimana kabarmu?
“Aku baik-baik saja.. Oppa, aku sekarang sudah tidak sendirian..”
“Apa maksudmu?” Tanyaku tak mengerti.
“Aku bertemu dengan teman lamaku, dan dia berada disini untuk bekerja dalam waktu tiga minggu ini. Aku benar-benar tidak merasa kesepian lagi.. Dia hampir setiap hari mengajakku pergi keluar..” Ucapnya sangat bersemangat. Aku tersenyum mendengarnya. Sepertinya dia benar-benar baik-baik saja. Untunglah dia sudah tidak berlarut dalam kesedihannya. tunggu dulu,, hampir setiap hari mengajak Hye jin pergi keluar? Jangan-jangan orang yang dimaksud Hye Jin itu laki-laki?
“Oppa,, kenapa kau diam saja?” Tanyanya.
“Aku mendengarkan ceritamu.. Tapi,, sepertinya dia lelaki.. Apa tebakanku benar?” Tanyaku khawatir. Bagaimana dengan Eunhyuk jika teman lama yang di maksud Hye Jin adalah lelaki sesuai dengan tebakanku?
“Iya.... Wah,, oppa benar-benar hebat.. bagaimana Oppa bisa tahu?” Tanyanya. Aku kan lelaki Hye Jin.. Tentu saja aku tahu,, dan sepertinya lelaki itu menyukai Hye Jin.
“Lalu,,,” Ucapku. “Bagaimana dengan Eunhyuk? Apa kau akan melupakan perasaanmu kepadanya begitu saja?” Tanyaku.
“Apa maksudmu? Kalimatmu seperti berkata bahwa aku menyukai temanku ini.." Ucapnya tidak terima dengan kalimatku.
"Jadi, kau masih menyukai Eunhyuk?" tanyaku lagi. Hye Jin terdiam agak lama setelah mendengar kalimatku. Aku pun juga ikut diam menunggu jawabannya.
"Tidak bisa..” Ucapnya akhirnya. “Aku sama sekali tidak bisa melupakannya... Bagaimana ini Oppa? Sepertinya aku sangat menyukainya.. Apa yang harus aku lakukan?” Lanjutnya lirih. aku mengehmbuskan nafas lega.. Untunglah Hye Jin masih menyukai Eunhyuk. Tapi, aku kasihan juga padanya. apa kau perlu memberitahunya kalau ternyata Eunhyuk juga menyukainya?
“Hye Jin,, ayo kita bertemu lagi.. Ada yang ingin kukatakan padamu.”
To be Continued--
cukup sampe disini dulu ya^^
ttep d harapkan coment nya
gomawo udah menyempatkan baca
Tidak ada komentar:
Posting Komentar